Jelaskan pengertian Komunikasi Antar Pribadi menurut Miller dalam buku Budyatna dan gamble! Apa perbedaan Komunikasi Antar Pribadi dengan Komunikasi?
Jawab:
Komunikasi Antar pribadi
menurut Gamble and Gamble adalah suatu komunikasi dyadic (person to person)
yang bermakna. Ketika seseorang melakukan komunikasi dengan orang lain maka
mereka akan saling ketergantungan satu sama lain. (gamble and gamble).
Komunikasi Antar Pribadi
menurut Miller dalam budyatna adalah hubungan komunikasi meliputi prediksi
timbal balik berdasarkan data psikologis. Apabila prediksi mengenai reaksi
pihak lain atau penerima terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan pada
analisis dari pengalaman-pengalaman belajar individual yang unik, maka prediksi
itu didasarkan pada analisis tingkat psikologis.
Perbedaan Komunikasi Antar pribadi dengan Komunikasi
non-antarpribadi :
Komunikasi antar pribadi
ü Komunikasi antar pribadi
memprediksi dengan dasar psikologis tentang hasil komunikasi dapat disamakan
dengan pembedaan rangsangan atau stimulus
discrimination.
ü Komunikasi antar pribadi (KAP)
adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang
atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto,
2004).
ü Komunikasi
atarpribadi adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non-verbal.
Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau
antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
ü Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
ü Komunikasi
antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di
dalamnya saling mempengaruhi. Rogers menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap
muka antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991: 12).
ü Sedangkan
Supratiknya berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi adalah setiap bentuk
tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang
lain (Supratiknya, 1995: 30).
ü De
Vito mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman
pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok
orang dengan efek dan umpan balik yang berlangsung (Sugiyo, 2005: 3).
Komunikasi antarpribadi sangat
potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi
atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita
untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan
kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai
emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih
akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti
surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Sedangkan Komunikasi
ü Komunikasi yaitu cultural
dan sosiologis, memprediksi mengenai hasil-hasil komunikasi dapat disamakan
dengan generalisasi rangsangan atau stimulus
generalization.
ü Komunikasi
adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa
orang,kelompok,organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
2.
Mengapa Self Concept menjadi faktor penting dalam membina
Komunikasi Antar Pribadi yang sehat? Beri contoh!
Jawab:
Karena
bagaimana orang lain memandang diri kita untuk sebagian ditentukan oleh
bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Itulah konsep diri. Secara
sederhana konsep diri adalah bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri,
yang akan mempengaruhi kita dalam melakukan kontak komunikasi atau interaksi
dengan orang lain. Dalam konsep diri itu terkadang gambaran dan penilaian kita
pada diri kita sendiri.
Dalam
kegiatan komunikasi antarpribadi, kita biasa menilai lawan komunikasi kita.
Kita mempersepsi orang lain, kemudian berusaha memberikan penilaian. Apakah
orang tersebut termasuk, misalnya orang yang bisa dipercaya, orang yang teguh
pendirian, orang cerdas atau orang yang menyebalkan. Kita memiliki seperangkat
standar dalam diri kita untuk menilai orang lain. Sehingga kemudian kita
memberi kesimpulan seperti yang dicontohkan tadi.
Kebalikan
dari persepsi dan menilai orang lain itu adalah mempersepsi dan menilai diri
kita sendiri. Inilah yang kemudian membuat kita merumuskan siapa sebenarnya
diri kita. Bagaimana kita memandang diri kita ini tentu saja akan mempengaruhi
komunikasi antarpribadi yang kita lakukan. Konsep diri ini sesungguhnya tidak
bisa dipandang sebagai satu hal yang tetap, melainkan sesuatu yang berkembang.
Oleh karena konsep diri terbentuk dari hasil interaksi dan pengalaman kita
bersama orang lain sehingga konsep diri tersebut berkembang, berubah, dan
disesuaikan. Ringkasnya, konsep diri itu bukan “kata benda” melainkan lebih
tepat disebut sebagai “kata kerja”.
contoh Kisah Sumadi
Sumadi makin hari makin merasa ragu dengan kemampuan
dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan pekerjaannya. Sering kali, teman-teman sekerjanya menyebut dirinya
tidak bisa bekerja dengan baik. Apabila disuruh mengetik surat, selalu ada saja
salah tulis. Apabila disuruh berurusan dengan orang luar, selalu saja hasilnya
mengecewakan. Begitulah penilaian rekan-rekan sekerjanya. Sudah lama, Sumadi
merasa dirinya selalu disalahkan rekan-rekan sekerjanya. Dia juga merasa
dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Akhirnya, dia merasa berada
pada tempat yang salah. Menjadi takut untuk bekerja.
Kesalahan demi kesalahan yang
pernah dilakukannya, tidak menjadi bahan pelajaran bagi Sumadi untuk
memperbaiki diri dan kemampuannya. Kritik dan saran ari rekan-rekan sekerjanya
dianggap Sumadi hanya untuk mencari-cari kesalahan rekan-rekan kerjanya sudah
tidak senang dengan kehadirannya.
Padahal rekan-rekan Sumadi,
selalu memberi kritik dan saran untuk memperbaiki kinerja Sumadi. Sama sekali
tidak ada niat untuk mencari-cari kesalahan yang dilakukan Sumadi. Semuanya dilakukan
demi memperbaiki kinerja tim. Keja tim bisa terlambat lantaran Sumadi membuat
kesalahan. Rekan-rekan Sumadi sendiri yakin dengan kemampuan dan potensi Sumadi
sebagai pekerja yang rajin. Apabila kemampuan dan potensi itu diwujudkan maka
Sumadi bisa menjadi anggota tim yang hebat.
Kisah Sumadi di
atas menunjukan bagaimana konsep diri terbentuk. Konsep diri pada dasarnya
merupakan persepsi atas diri kita. Dalam mempersepsi diri itu, kita menempatkan diri
kita sebagai subjek yang menanggapi diri sendiri sekaligus sebagai objek yang
ditanggapi. Ringkasnya, saat kita mempersepsi diri sendiri, kita memandang diri
kita sebagai subjek sekaligus objek. Dengan melihat pada diri kita sendiri
itulah maka kita akan sampai pada kesimpulan dan penilain pribadi terhadap diri
kita sendiri.
Sumadi merumuskan siapa
dirinya, antara lain dari pandangan dan penilaian rekan-rekan kerjanya. Dia
merumuskan dirinya sebagai orang yang tidak bisa bekerja. Meski ada juga
”pembelaan” pada dirinya bahwa rekan-rekan satu tim kerjanya justru berbuat
begitu untuk memacu kemampuan dan potensi yang dimiliki Sumadi. Ada perbedaan
dalam menilai diri Sumadi antara Sumadi dan rekan kerjanya.
3.
Jelaskan eskalasi hubungan interpersonal (lihat dalam buku
budyatna dalam buku teori KAP)! Beri contoh !
Jawab:
Dalam buku Teori Komunikasi Anter Pribadi (prof. Dr.
Muhammad Buyatna, M.A) eskalasi terjadi ada 9 tahap, yaitu :
1.
Initiating
Tahap ini disebut tahap perkenalan
diamana kedua individu baru bertemu dan terjadinya proses penyampaian informasi
yaitu berupa fase kontak yang permulaan atau adanya usaha dari kedua individu
untuk mengetahui secepatnya identitas, sikap, dan nilai dari pihak yang lain. Contoh,
Ayhue berkenalan dengan Algi secara tidak sengaja melalui Hp kemudian timbul
rasa penasaran dari keduanya untuk bertemu. Pada saat kedua orang ini bertemu
secara langsung, keduanya saling memperkenalkan diri.
2.
Experimenting
Dalam tahap ini, seiring dengan
berjalannya waktu, hubungan yang di awali dengan perkenalan mulai saling
menjajaki ke tahap yang lebih tinggi yaitu sebagai teman. Dalam tahap ini,
orang bergerak ke arah interaksi yang kurang terikat kepada peran karena
pertemanan yang terjadi hanya sebatas teman kelas, teman kantor, teman kerja
dll sehingga komunikasi yang berlangsung sekedar membicarakan mengenai tugas
atau pekerjaan, namun apabila dalam tahap ini keduanya merasa cocok maka
pertemanan akan berkembang menjadi persahabatan. Contoh, Ayhue dan Algi pada
tahap ini mulai keluar dari batasan yang ada dan antara keduany memiliki
inisiatif untuk bermain Voly bersama.
3.
Intesifying
Dalam tahap ini, dua orang yang sedang
menjalin hubungan mempunyai komitmen tingkat tinggi sehingga menimbulkan saling
ketergantungan, kepercayaan, pengungkapan, kesenangan di dalam persahabatan.
Pada tahap ini hubungan yang dijajaki sudah sampai ke tahap teman akrab
sehingga menimbulkan tanggung jawab antara keduanya dengan saling berikrar satu
dengan yang lain. Contoh Ayhue dan Algi dari perkenalan pertama kalinya
sekarang menjadi teman karena kaduanya telah mengetahui sifat dan karekter
masing-masing.
4. Integrating
Dalam
tahap ini hubungan yang dijalin semakin mengarah kejenjang yang lebih tinggi
yaitu menjadi pasangan. Pada tahap ini dua orang yang menjadi pasangan tersebut
mengikrar janji agar hubungan yang dijalin semakin erat dan menjadi langgeng.
Contoh, Ayhue dan Algi beranjak ke tahap
yang lebih tinggi sebagai pasangan karena ada ketertarikan antara keduanya.
5. Bonding
Dalam
tahap ini pasangan yang menjalin suatu hubungan berjanji atau saling
berkomitmen untuk lebih serius menjaga dan memahami sifat yang dimiliki oleh
keduanya. Contoh, setelah menjalani tahap demi tahap akhirnya Ayhue dan Algi
memutuskan untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga, keinginan ini timbul
karena keduanya telah merasa cocok dan memiliki banyak kesamaan.
6. Differentiating
Dalam
tahap ini kedua orang yang menjalin hubungan mulai mencari identitas
masing-masing sehingga kualitas hubungan semakin membaik. Contoh, Ayhue dan
Algi menjadi semakin mesra ketika telah menjadi suami istri karena antara
keduanya memiliki banyak persamaan dan saling memahami antara keduanya sehingga
hubungan keduanya menjadi harmonis.
7. Circumscribing
Dalam tahap ini terjadi ketidak cocokan yang
disebabkan oleh sifat yang berbeda dari kedua pasangan sehingga menyebabkan
kualitas dan kuantitas hubungan menurun atau menjadi renggang. Contoh, dalam
tahap ini Ayhue dan Algi merasa bahwa tidak ada kecocokan dari keduanya
sehingga timbul pemikiran dari keduanya untuk mengakhiri hubungan tersebut.
8. Stagnating
Dalam tahap ini komunikasi yang terjadi
terhenti akibat tidak adanya persamaan yang dapat dipertahankan. Contoh, Ayhue
dan Algi sudah merasa tidak nyaman dengan hubungan yang mereka jalin karena
sifat yang ditimbulkan oleh keduanya mulai bertolak belakang dengan tujuan atau
janji yang telah dibuat.
9. Avoiding
Dalam tahap ini tidak ada lagi
komunikasi antara pasangan yang menjalin hubungan karena antara kedua pasangan
tersebut menyadari tentang masalah yang terjadi antara keduanya yang kemudian
menyebabkan hubungan antara keduanya benar-benar berakhir atau termination.
Contoh, Ayhue dan Algi yang telah berpisah tidak pernah melakukan komunikasi
karena sudah tidak ada lagi hubungan yang mengikat antara keduanya. (Budiyatna,
M.A)
Eskalasi menjelaskan sebuah aspek mengenai
proses pengembangan yang memiliki analogi dalam quantum physics. Apabila dikatakan eskalasi hubungan, maka
dimaksudkan bahwa hubungan itu tidak berkembang atau mengalami kemajuan pada
tingkat yang mantap secara berkesinambungan, tetapi pada waktu-waktu tertentu
hubungan itu melompat atau melangkah ke atas atau ke depan. Lompatan terjadi
pada permulaan suatu hubungan atau hanya terjadi setelah 2 orang mengenal satu
sama lain untuk waktu yang lama. Lompatan bisa naik turun, baik dan buruk
tergantung pada sudut pandang orang-orang bertransaksi.
Menurut Miller dan
Steinberg(1975), ada 2 alasan bahwa kondisi dan perilaku yang menyebabkan
terjadinya eskalasi :
1.
Berfungsi sebagai stimuli yang
penting bagi pengembangan hubungan. Apabila manusia mengalami keadaan
emosional, maka mereka akan menampilkan dan terutama peka bagi perilaku yang
kondusif untuk terjadinya eskalasi.
2.
Sebelum membicarakan factor khusus dalam eskalasi hubungan kita
tunjukan bahwa tidak semua hubungan berkembang dalam bentuk lompatan. Ada yang
berkembang secara lambat tanpa disadari. Selanjutnya, hubungan pada komunikasi
antar pribadi seringkali berkembang melalui keadaan emosional daripada melalui
pendekatan yang disengaja.
Eskalasi hubungan: Bila saatnya tepat
Dalam kehidupan kita, kita
mudah terpengaruh pada perkembangan hubungan komunikasi antar pribadi.
Misalnya, kadang-kadang dalam keadaan haus atau kekurangan kontak antar
pribadi. Kita juga membutuhkan hubungan-hubungan yang bersifat antar pribadi
pada saat pribadi dalam keadaan krisis. Misalnya, ketika harga diri terutama
berada pada tingkat yang rendah.
Eskalasi hubungan: Bila anda memutuskan hal ini terjadi
Resiko yang paling banyak
menghambat ialah kemungkinan pihak lain menolak usulan anda. Apabila kita
memutuskan untuk sebuah hubungan yang intensif dengan orang lain mungkin bisa
memuaskan, kita akan menginformasikannya mengenai usulan dengan cara tidak langsung.
Ada beberapa strategi komunikasi, salah satunya ialah dengan menghujani
individu dengan perhatian, mencari atau mendatanginya, tunjukan perhatian
mengenai aktivitasnya, dan minta pendapat dan nasihatnya. Jika strategi ini
gagal berarti strategi anda sudah diketahui.
Eskalasi hubungan: Apabila gambaran untuk mendapat untung telah
terbayang
Mendasari hubungan pengaruh
pada pengembangan hubungan merupakan harapan untuk mendapatkan imbalan. Hal ini
terutama bagi pengembangan hubungan antar pribadi yang memerlukan pengeluaran
untuk usaha yang sungguh-sungguh. Keuntungan-keuntungan hubungan diukur dengan
mengurangi biaya dari imbalan-imbalan yang didapat dari nilai absolute dari
imbalan. Keuntungan juga penting dalam eskalasi hubungan. Eskalasi dapat ditafsirkan
sebagai perolehan keuntungan yang besar secara cepat. Bila seseorang tiba-tiba
menambah keuntungan mereka secara timbal balik, mereka harus kembali
menginvestasikan sesuatu ke hubungan mereka dengan harapan untuk mendapatkan
sesuatu lebih lanjut. Eslakasi juga berasal dari penemuan mengenai potensi yang
belum diketahui bagi imbalan timbal balik.
Contoh :
REPUBLIKA.CO.ID,
Deputi Perwakilan Republik Islam Iran di PBB, Eshaq Al-e-Habib mengatakan,
kebijakan ekspansionis dan pendekatan provokatif Israel merupakan penyebab
meningkatnya ketidakamanan di Timur Tengah.
"Pendekatan ekspansionis dan provokatif Zionis di Timur Tengah dan pelanggaran mereka terhadap hak asasi manusia rakyat Palestina adalah penyebab eskalasi ketegangan dan ketidakamanan di kawasan," kata Al-e-Habib, Selasa (24/4).
"Pemboman di Jalur Gaza oleh militer Israel telah menyebabkan gugurnya warga Palestina, termasuk perempuan dan anak. 1,5 juta warga Palestina juga telah kehilangan kebutuhan dasar mereka akibat ulah Zionis," tambahnya.
Dia meminta Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan arogansi Israel dan perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.
Al-e-Habib menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas brutalitasnya, termasuk kejahatan perang, terorisme negara, dan pelanggaran terorganisir terhadap hak-hak bangsa Palestina. Ditambahkannya, Tel Aviv juga harus menyerahkan para pelaku kejahatan ke pengadilan.
"Pendekatan ekspansionis dan provokatif Zionis di Timur Tengah dan pelanggaran mereka terhadap hak asasi manusia rakyat Palestina adalah penyebab eskalasi ketegangan dan ketidakamanan di kawasan," kata Al-e-Habib, Selasa (24/4).
"Pemboman di Jalur Gaza oleh militer Israel telah menyebabkan gugurnya warga Palestina, termasuk perempuan dan anak. 1,5 juta warga Palestina juga telah kehilangan kebutuhan dasar mereka akibat ulah Zionis," tambahnya.
Dia meminta Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan arogansi Israel dan perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.
Al-e-Habib menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas brutalitasnya, termasuk kejahatan perang, terorisme negara, dan pelanggaran terorganisir terhadap hak-hak bangsa Palestina. Ditambahkannya, Tel Aviv juga harus menyerahkan para pelaku kejahatan ke pengadilan.
4.
Mengapa suatu persahabatan kadang berakhir atau bahkan langgeng ?
Analisalah kondisi tersebut berdasarkan tahap-tahap perkembangan hubungan!
Jawab:
Menurut
de Vito dalam Tamsil (2005:30) komunikasi antarpribadi akan efektif dan tidak
tergantung pada faktor-faktor di bawah ini :
1. Keterbukaan
(Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk
pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada
orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan
untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu
mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah
dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada
kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan
terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
2. Positif
(Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni
berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Kesamaan
(Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi
juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai,
sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Empati
(Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk
menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa
seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan
dan dialami orang lain.
5. Dukungan
(Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri
seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling
memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.
Stewart
L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human Communication'
menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan interpersonal yang
terdiri dari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap menuju kebersamaan (coming together) dan
5 tahap berikutnya menuju
perpisahan (coming apart). Knapp menganggap hubungan manusia
bersifat sekuensial, suatu tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan sedikit
kesempatan untuk melompat-lompat. Namun harus diingat bahwa perpindahan tahap
itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti pada suatu tahap tertentu
(misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak berlangsung
lebih jauh lagi.
Pada fase kontak permulaan
(initial contact phase), ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan,
mereka mulai melakukan proses mengungkapkan diri. Tetapi, bila mereka merasa
berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan dirinya.
Ketika
Anda berjumpa dengan seseorang, sadarkah Anda bahwa Anda telah berubah menjadi
bukan diri Anda yang biasanya? Anda berubah karena pertemuan Anda dengan orang
itu. Sebaliknya, orang itupun berubah karena kehadiran Anda. Baik Anda maupun
orang itu, disadari atau tidak, memainkan peranan tertentu. Selanjutnya
perilaku Anda menjadi pengalaman dia, dan perilaku dia menjadi pengalaman Anda,
sehingga dapat dikatakan bahwa Anda dan orang itu berbagi pengalaman. Bila
pengalaman itu menyenangkan, bila permainan peran berlangsung seperti yang
diharapkan masing-masing pihak, bila terjadi hubungan komplementer, maka
hubungan itu akan dilanjutkan, dipertahankan, dan diperkokoh. Sebaliknya, bila
hubungan Anda dan orang itu hanya menimbulkan kepedihan, bila Anda tidak tahu
bagaimana Anda harus bertindak di hadapan orang itu, bila hubungan Anda dan
orang itu bersilang Anda akan mengakhiri hubungan interpersonal dengannya.
Secara singkat siklus
hubungan menurut Knapp saya coba resume-kan kembali di bawah ini :
Ø Tahap Memulai (Initiating) merupakan
usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan
seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalah untuk mengadakan kontak dan
menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-hati dan
konvensional. Contoh:
"Hai, apa kabar?"
"Baik, bagaimana dengan Anda?"
"Hai, apa kabar?"
"Baik, bagaimana dengan Anda?"
Ø Tahap Penjajagan (Experimenting) adalah
fase di mana kita mencoba topik-topik percakapan untuk mengenal satu sama lain.
Biasanya kita banyak mengajukan pertanyaan dan berbasa-basi. Tujuan komunkasi
di sini adalah untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan di antara kedua belah
pihak dengan cara-cara yang aman. Hubungan akan lebih menyenangkan jika dalam
tahap ini berhasil dibangun kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak
suka, kebanyakan hubungan kita mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap
ini. Contoh:
"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga."
"Benarkah? Bagus. Di mana Anda biasanya main ski?"
"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga."
"Benarkah? Bagus. Di mana Anda biasanya main ski?"
Ø Penggiatan (Intesifying) menandai
awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan awal informalitas yang lebih
besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunkasi verbal maupun nonverbal.
Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri lebih besar, misalnya:
"Kedua orang tuaku bercerai..." atau "Aku jatuh hati
padamu...", dsb. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih intim
terlihat dari kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, kontak mata yang lebih
sering , dsb. Contoh percakapan:
"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu."
"Aku... aku juga."
"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu."
"Aku... aku juga."
Ø Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri
mereka sebagai pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan
kualitas yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin
juga melakukan hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut
suatu lagu sebagai 'lagu kita', dst. Contoh percakapan:
"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu..."
"Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku."
"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu..."
"Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku."
Ø
Pengikatan (Bounding) adalah
tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa berbentuk pertunangan atau
perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan suatu bentuk
pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan atau norma yang
mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah. Contoh
percakapan:
"Aku ingin selalu bersamamu."
"Mari kita menikah saja."
"Aku ingin selalu bersamamu."
"Mari kita menikah saja."
Hubungan
manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan sebelum pengikatan, namun
hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga merosot lagi. Hanya saja
pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja, melainkan
berproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya kontak dan keintiman. Lima
tahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan
yang telah mencapai tahap pengikatan.
Ø
Pembedaan (Differentiating) terjadi
bila dua orang menetapkan bahwa mungkin hubungan mereka terlalu membatasi.
Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan daripada
kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakan urusan mereka sendiri-sendiri, dan
mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai dengan makin seringnya
terjadi perselisihan di antara mereka. Contoh:
"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar."
"Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."
"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar."
"Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."
Ø
Pembatasan (Circumscribing) adalah
suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi frekuensi dan
keintiman komunikasi mereka. Topik-topik tertentu yang cenderung menimbulkan
suasana panas berusaha dihindari. Sikap mereka menjadi lebih formal seolah-olah
mereka tidak mengenal satu sama lain secara baik. Contoh:
"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?"
"Aku tak peduli. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."
"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?"
"Aku tak peduli. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."
Ø
Stagnasi (Stagnating) menunjukkan
kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga mereka mencoba untuk bertahan
dengan alasan-alasan keagamaan atau keuangan, atau demi kebaikan anak-anak,
atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik terhadap pasangannya.
Komunikasi verbal dan nonverbal semakin menyerupai komunikasi antara
orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah dibicarakan lagi. Contoh:
"Apa yang akan kita bicarakan?"
"OK. Aku tahu apa yang akan kau katakan, dan kau tahu apa yang akan kukatakan."
"Apa yang akan kita bicarakan?"
"OK. Aku tahu apa yang akan kau katakan, dan kau tahu apa yang akan kukatakan."
Ø
Penghindaran (Avoiding) adalah
suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang
merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau paling tidak walau
pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu menjaga kontak yang
minimum. Contoh:
"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu."
"Bila aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."
"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu."
"Bila aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."
Ø
Pemutusan (Terminating) adalah
tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp, pemutusan hubungan bisa
terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah tumbuhnya keintiman
sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting hubungan itu,
semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi. Contoh:
"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku lagi."
"Jangan khawatir...tidak akan pernah."
"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku lagi."
"Jangan khawatir...tidak akan pernah."
(Sumber: @ Stewart L. Tubbs & Sylvia
Moss (1996): Human
Commnication: Prinsip-prinsip
Dasar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.)
5. Hubungan Self
Disclosure terhadap pengungkapan dan umpan balik terhadap hubungan antara Anton
dan Rosuna…
Jawab:
Berkaitan
dengan teori Johari Window, maka hubungan Anton dan Rosuna dapat dianalisis
melalui teori ini. Pada tahap ini kedua pasangan ini mulai menunjukkan sikap
terbuka sehingga menimbulkan adanya umpan balik dari keduanya. Pada tahap ini,
setelah melakukan ta’aruf selama 6 bulan Anton dan Rasuna mulai melakukan
pengungkapan diri atau self disclosure. Pertama dinamakan dengan jendela
terbuka atau open pane, Anton mengungkapkan perasaannya kepada Rosuna
melalui pengungkapan yang bersifat umum. Anton memuji Rosuna karena
penampilannya yang cantik dan memikat hati Anton.
Kedua,
dinamakan dengan jendela rahasia atau secret pane, pada tahap ini Anton
merahasiakan sesuatu pengalaman yang sengaja tidak di ungkapkan kepada Rosuna
karena merupakan rahasia pribadi dari dia sendiri. Seperti Anton merahasiakan
usahanya memperoleh keberhasilan karena diangap hal ini merupakan privasi dari
dia sendiri yang tidak boleh di ketahui oleh Rosuna.
Ketiga,
dinamakan jendela buta atau blind pane, pada tahap ini Rosuna mengetahui
sesuatu yang di miliki oleh Anton tetapi Anton sendiri tidak mengetahui hal
itu. Rosuna kemudian memberikan umpan kepada Anton agar Anton dapat mengetahui
tentang apa yang ada pada dirinya yang tidak di ketahuinya. Seperti Rosuna
mengetahui bahwa Anton adalah orang yang trauma terhadap pengalaman sementara
Anton sendiri tidak mengetahui itu, kemudian Rosuna memberikan sesuatu yang
berhubungan dengan trauma yang Anton miliki sehingga akhirnya Anton mengetahui
apa yang terjadi pada dirinya.
Keempat,
dinamakan jendela tak dikenal atau the unknown pane. Dalam tahap ini,
Anton tidak mengetahui bahwa dia memiliki penyakit begitu juga dengan Rosuna
padahal sehari-hari Anton sering merasa sakit pada dirinya dan untuk mengetahui
hal ini keduanya mempunyai inisiatif untuk memeriksakan Anton ke dokter ketika
keadaan Anton sudah parah, dari situlah Anton dan Rosuna mengetahui penyakit
yang dia derita karena umpan yang diberikan tetapi apabila tidak ada inisiatif
dari keduanya untuk memeriksakan Anton kedokter maka Anton maupun Rosuna tidak
akan mengetahui penyakit yang di derita oleh Anton. (Budiyatna, M.A)