Minggu, 29 April 2012

Tugas ujian tengah semester komunkasi anatrpribadi... :D


    Jelaskan pengertian Komunikasi Antar Pribadi menurut Miller dalam buku Budyatna dan gamble! Apa perbedaan Komunikasi Antar Pribadi dengan Komunikasi?

Jawab:
Komunikasi Antar pribadi menurut Gamble and Gamble adalah suatu komunikasi dyadic (person to person) yang bermakna. Ketika seseorang melakukan komunikasi dengan orang lain maka mereka akan saling ketergantungan satu sama lain. (gamble and gamble).
Komunikasi Antar Pribadi menurut Miller dalam budyatna adalah hubungan komunikasi meliputi prediksi timbal balik berdasarkan data psikologis. Apabila prediksi mengenai reaksi pihak lain atau penerima terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan pada analisis dari pengalaman-pengalaman belajar individual yang unik, maka prediksi itu didasarkan pada analisis tingkat psikologis.

Perbedaan Komunikasi Antar pribadi dengan Komunikasi non-antarpribadi :
Komunikasi antar pribadi
ü  Komunikasi antar pribadi memprediksi dengan dasar psikologis tentang hasil komunikasi dapat disamakan dengan pembedaan rangsangan atau stimulus discrimination.
ü  Komunikasi antar pribadi (KAP) adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
ü  Komunikasi atarpribadi adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non-verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
ü  Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu (Littlejohn, 1999).
ü  Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Rogers menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi (Allo Liliweri, 1991: 12).
ü  Sedangkan Supratiknya berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain (Supratiknya, 1995: 30).
ü  De Vito mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang berlangsung (Sugiyo, 2005: 3).
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Sedangkan Komunikasi
ü  Komunikasi yaitu cultural dan sosiologis, memprediksi mengenai hasil-hasil komunikasi dapat disamakan dengan generalisasi rangsangan atau stimulus generalization.
ü  Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang,kelompok,organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.



2.      Mengapa Self Concept menjadi faktor penting dalam membina Komunikasi Antar Pribadi yang sehat? Beri contoh!

Jawab:
Karena bagaimana orang lain memandang diri kita untuk sebagian ditentukan oleh bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Itulah konsep diri. Secara sederhana konsep diri adalah bagaimana cara kita memandang diri kita sendiri, yang akan mempengaruhi kita dalam melakukan kontak komunikasi atau interaksi dengan orang lain. Dalam konsep diri itu terkadang gambaran dan penilaian kita pada diri kita sendiri.
Dalam kegiatan komunikasi antarpribadi, kita biasa menilai lawan komunikasi kita. Kita mempersepsi orang lain, kemudian berusaha memberikan penilaian. Apakah orang tersebut termasuk, misalnya orang yang bisa dipercaya, orang yang teguh pendirian, orang cerdas atau orang yang menyebalkan. Kita memiliki seperangkat standar dalam diri kita untuk menilai orang lain. Sehingga kemudian kita memberi kesimpulan seperti yang dicontohkan tadi.
Kebalikan dari persepsi dan menilai orang lain itu adalah mempersepsi dan menilai diri kita sendiri. Inilah yang kemudian membuat kita merumuskan siapa sebenarnya diri kita. Bagaimana kita memandang diri kita ini tentu saja akan mempengaruhi komunikasi antarpribadi yang kita lakukan. Konsep diri ini sesungguhnya tidak bisa dipandang sebagai satu hal yang tetap, melainkan sesuatu yang berkembang. Oleh karena konsep diri terbentuk dari hasil interaksi dan pengalaman kita bersama orang lain sehingga konsep diri tersebut berkembang, berubah, dan disesuaikan. Ringkasnya, konsep diri itu bukan “kata benda” melainkan lebih tepat disebut sebagai “kata kerja”.

contoh Kisah Sumadi

Sumadi makin hari makin merasa ragu dengan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaan pekerjaannya. Sering kali, teman-teman sekerjanya menyebut dirinya tidak bisa bekerja dengan baik. Apabila disuruh mengetik surat, selalu ada saja salah tulis. Apabila disuruh berurusan dengan orang luar, selalu saja hasilnya mengecewakan. Begitulah penilaian rekan-rekan sekerjanya. Sudah lama, Sumadi merasa dirinya selalu disalahkan rekan-rekan sekerjanya. Dia juga merasa dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Akhirnya, dia merasa berada pada tempat yang salah. Menjadi takut untuk bekerja.
Kesalahan demi kesalahan yang pernah dilakukannya, tidak menjadi bahan pelajaran bagi Sumadi untuk memperbaiki diri dan kemampuannya. Kritik dan saran ari rekan-rekan sekerjanya dianggap Sumadi hanya untuk mencari-cari kesalahan rekan-rekan kerjanya sudah tidak senang dengan kehadirannya.
Padahal rekan-rekan Sumadi, selalu memberi kritik dan saran untuk memperbaiki kinerja Sumadi. Sama sekali tidak ada niat untuk mencari-cari kesalahan yang dilakukan Sumadi. Semuanya dilakukan demi memperbaiki kinerja tim. Keja tim bisa terlambat lantaran Sumadi membuat kesalahan. Rekan-rekan Sumadi sendiri yakin dengan kemampuan dan potensi Sumadi sebagai pekerja yang rajin. Apabila kemampuan dan potensi itu diwujudkan maka Sumadi bisa menjadi anggota tim yang hebat.

Kisah Sumadi di atas menunjukan bagaimana konsep diri terbentuk. Konsep diri pada dasarnya merupakan persepsi atas diri kita. Dalam mempersepsi diri itu, kita menempatkan diri kita sebagai subjek yang menanggapi diri sendiri sekaligus sebagai objek yang ditanggapi. Ringkasnya, saat kita mempersepsi diri sendiri, kita memandang diri kita sebagai subjek sekaligus objek. Dengan melihat pada diri kita sendiri itulah maka kita akan sampai pada kesimpulan dan penilain pribadi terhadap diri kita sendiri.
Sumadi merumuskan siapa dirinya, antara lain dari pandangan dan penilaian rekan-rekan kerjanya. Dia merumuskan dirinya sebagai orang yang tidak bisa bekerja. Meski ada juga ”pembelaan” pada dirinya bahwa rekan-rekan satu tim kerjanya justru berbuat begitu untuk memacu kemampuan dan potensi yang dimiliki Sumadi. Ada perbedaan dalam menilai diri Sumadi antara Sumadi dan rekan kerjanya.



3.      Jelaskan eskalasi hubungan interpersonal (lihat dalam buku budyatna dalam buku teori KAP)! Beri contoh !

Jawab:
            Dalam buku Teori Komunikasi Anter Pribadi (prof. Dr. Muhammad Buyatna, M.A) eskalasi terjadi ada 9 tahap, yaitu :
1.      Initiating
Tahap ini disebut tahap perkenalan diamana kedua individu baru bertemu dan terjadinya proses penyampaian informasi yaitu berupa fase kontak yang permulaan atau adanya usaha dari kedua individu untuk mengetahui secepatnya identitas, sikap, dan nilai dari pihak yang lain. Contoh, Ayhue berkenalan dengan Algi secara tidak sengaja melalui Hp kemudian timbul rasa penasaran dari keduanya untuk bertemu. Pada saat kedua orang ini bertemu secara langsung, keduanya saling memperkenalkan diri.

2.      Experimenting
Dalam tahap ini, seiring dengan berjalannya waktu, hubungan yang di awali dengan perkenalan mulai saling menjajaki ke tahap yang lebih tinggi yaitu sebagai teman. Dalam tahap ini, orang bergerak ke arah interaksi yang kurang terikat kepada peran karena pertemanan yang terjadi hanya sebatas teman kelas, teman kantor, teman kerja dll sehingga komunikasi yang berlangsung sekedar membicarakan mengenai tugas atau pekerjaan, namun apabila dalam tahap ini keduanya merasa cocok maka pertemanan akan berkembang menjadi persahabatan. Contoh, Ayhue dan Algi pada tahap ini mulai keluar dari batasan yang ada dan antara keduany memiliki inisiatif untuk bermain Voly bersama. 

3.      Intesifying
Dalam tahap ini, dua orang yang sedang menjalin hubungan mempunyai komitmen tingkat tinggi sehingga menimbulkan saling ketergantungan, kepercayaan, pengungkapan, kesenangan di dalam persahabatan. Pada tahap ini hubungan yang dijajaki sudah sampai ke tahap teman akrab sehingga menimbulkan tanggung jawab antara keduanya dengan saling berikrar satu dengan yang lain. Contoh Ayhue dan Algi dari perkenalan pertama kalinya sekarang menjadi teman karena kaduanya telah mengetahui sifat dan karekter masing-masing.
4.      Integrating
      Dalam tahap ini hubungan yang dijalin semakin mengarah kejenjang yang lebih tinggi yaitu menjadi pasangan. Pada tahap ini dua orang yang menjadi pasangan tersebut mengikrar janji agar hubungan yang dijalin semakin erat dan menjadi langgeng. Contoh,  Ayhue dan Algi beranjak ke tahap yang lebih tinggi sebagai pasangan karena ada ketertarikan antara keduanya.

5.      Bonding
      Dalam tahap ini pasangan yang menjalin suatu hubungan berjanji atau saling berkomitmen untuk lebih serius menjaga dan memahami sifat yang dimiliki oleh keduanya. Contoh, setelah menjalani tahap demi tahap akhirnya Ayhue dan Algi memutuskan untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga, keinginan ini timbul karena keduanya telah merasa cocok dan memiliki banyak kesamaan.

6.      Differentiating
      Dalam tahap ini kedua orang yang menjalin hubungan mulai mencari identitas masing-masing sehingga kualitas hubungan semakin membaik. Contoh, Ayhue dan Algi menjadi semakin mesra ketika telah menjadi suami istri karena antara keduanya memiliki banyak persamaan dan saling memahami antara keduanya sehingga hubungan keduanya menjadi harmonis.

7.      Circumscribing
       Dalam tahap ini terjadi ketidak cocokan yang disebabkan oleh sifat yang berbeda dari kedua pasangan sehingga menyebabkan kualitas dan kuantitas hubungan menurun atau menjadi renggang. Contoh, dalam tahap ini Ayhue dan Algi merasa bahwa tidak ada kecocokan dari keduanya sehingga timbul pemikiran dari keduanya untuk mengakhiri hubungan tersebut.

8.      Stagnating
      Dalam tahap ini komunikasi yang terjadi terhenti akibat tidak adanya persamaan yang dapat dipertahankan. Contoh, Ayhue dan Algi sudah merasa tidak nyaman dengan hubungan yang mereka jalin karena sifat yang ditimbulkan oleh keduanya mulai bertolak belakang dengan tujuan atau janji yang telah dibuat.

9.      Avoiding
Dalam tahap ini tidak ada lagi komunikasi antara pasangan yang menjalin hubungan karena antara kedua pasangan tersebut menyadari tentang masalah yang terjadi antara keduanya yang kemudian menyebabkan hubungan antara keduanya benar-benar berakhir atau termination. Contoh, Ayhue dan Algi yang telah berpisah tidak pernah melakukan komunikasi karena sudah tidak ada lagi hubungan yang mengikat antara keduanya. (Budiyatna, M.A)

 Eskalasi menjelaskan sebuah aspek mengenai proses pengembangan yang memiliki analogi dalam quantum physics. Apabila dikatakan eskalasi hubungan, maka dimaksudkan bahwa hubungan itu tidak berkembang atau mengalami kemajuan pada tingkat yang mantap secara berkesinambungan, tetapi pada waktu-waktu tertentu hubungan itu melompat atau melangkah ke atas atau ke depan. Lompatan terjadi pada permulaan suatu hubungan atau hanya terjadi setelah 2 orang mengenal satu sama lain untuk waktu yang lama. Lompatan bisa naik turun, baik dan buruk tergantung pada sudut pandang orang-orang bertransaksi.

Menurut Miller dan Steinberg(1975), ada 2 alasan bahwa kondisi dan perilaku yang menyebabkan terjadinya eskalasi :
1.      Berfungsi sebagai stimuli yang penting bagi pengembangan hubungan. Apabila manusia mengalami keadaan emosional, maka mereka akan menampilkan dan terutama peka bagi perilaku yang kondusif untuk terjadinya eskalasi.
2.      Sebelum membicarakan factor khusus dalam eskalasi hubungan kita tunjukan bahwa tidak semua hubungan berkembang dalam bentuk lompatan. Ada yang berkembang secara lambat tanpa disadari. Selanjutnya, hubungan pada komunikasi antar pribadi seringkali berkembang melalui keadaan emosional daripada melalui pendekatan yang disengaja.

Eskalasi hubungan: Bila saatnya tepat
Dalam kehidupan kita, kita mudah terpengaruh pada perkembangan hubungan komunikasi antar pribadi. Misalnya, kadang-kadang dalam keadaan haus atau kekurangan kontak antar pribadi. Kita juga membutuhkan hubungan-hubungan yang bersifat antar pribadi pada saat pribadi dalam keadaan krisis. Misalnya, ketika harga diri terutama berada pada tingkat yang rendah.

Eskalasi hubungan: Bila anda memutuskan hal ini terjadi
Resiko yang paling banyak menghambat ialah kemungkinan pihak lain menolak usulan anda. Apabila kita memutuskan untuk sebuah hubungan yang intensif dengan orang lain mungkin bisa memuaskan, kita akan menginformasikannya mengenai usulan dengan cara tidak langsung. Ada beberapa strategi komunikasi, salah satunya ialah dengan menghujani individu dengan perhatian, mencari atau mendatanginya, tunjukan perhatian mengenai aktivitasnya, dan minta pendapat dan nasihatnya. Jika strategi ini gagal berarti strategi anda sudah diketahui.

Eskalasi hubungan: Apabila gambaran untuk mendapat untung telah terbayang
Mendasari hubungan pengaruh pada pengembangan hubungan merupakan harapan untuk mendapatkan imbalan. Hal ini terutama bagi pengembangan hubungan antar pribadi yang memerlukan pengeluaran untuk usaha yang sungguh-sungguh. Keuntungan-keuntungan hubungan diukur dengan mengurangi biaya dari imbalan-imbalan yang didapat dari nilai absolute dari imbalan. Keuntungan juga penting dalam eskalasi hubungan. Eskalasi dapat ditafsirkan sebagai perolehan keuntungan yang besar secara cepat. Bila seseorang tiba-tiba menambah keuntungan mereka secara timbal balik, mereka harus kembali menginvestasikan sesuatu ke hubungan mereka dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu lebih lanjut. Eslakasi juga berasal dari penemuan mengenai potensi yang belum diketahui bagi imbalan timbal balik.
           
            Contoh :
REPUBLIKA.CO.ID, Deputi Perwakilan Republik Islam Iran di PBB, Eshaq Al-e-Habib mengatakan, kebijakan ekspansionis dan pendekatan provokatif Israel merupakan penyebab meningkatnya ketidakamanan di Timur Tengah.
"Pendekatan ekspansionis dan provokatif Zionis di Timur Tengah dan pelanggaran mereka terhadap hak asasi manusia rakyat Palestina adalah penyebab eskalasi ketegangan dan ketidakamanan di kawasan," kata Al-e-Habib, Selasa (24/4).
"Pemboman di Jalur Gaza oleh militer Israel telah menyebabkan gugurnya warga Palestina, termasuk perempuan dan anak. 1,5 juta warga Palestina juga telah kehilangan kebutuhan dasar mereka akibat ulah Zionis," tambahnya.
Dia meminta Dewan Keamanan PBB dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan arogansi Israel dan perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.
Al-e-Habib menegaskan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas brutalitasnya, termasuk kejahatan perang, terorisme negara, dan pelanggaran terorganisir terhadap hak-hak bangsa Palestina. Ditambahkannya, Tel Aviv juga harus menyerahkan para pelaku kejahatan ke pengadilan.


4.      Mengapa suatu persahabatan kadang berakhir atau bahkan langgeng ? Analisalah kondisi tersebut berdasarkan tahap-tahap perkembangan hubungan!

Jawab:
            Menurut de Vito dalam Tamsil (2005:30) komunikasi antarpribadi akan efektif dan tidak tergantung pada faktor-faktor di bawah ini :
1.      Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.

2.      Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.

3.      Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.

4.      Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.

5.      Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.
Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human Communication' menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan interpersonal yang terdiri dari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap menuju kebersamaan (coming together) dan 5 tahap berikutnya menuju perpisahan (coming apart). Knapp menganggap hubungan manusia bersifat sekuensial, suatu tahap mengikuti tahap selanjutnya dengan sedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun harus diingat bahwa perpindahan tahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan berhenti pada suatu tahap tertentu (misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau pengikatan), dan tidak berlangsung lebih jauh lagi.

Pada fase kontak permulaan (initial contact phase), ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mereka mulai melakukan proses mengungkapkan diri. Tetapi, bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha menyembunyikan dirinya.

Ketika Anda berjumpa dengan seseorang, sadarkah Anda bahwa Anda telah berubah menjadi bukan diri Anda yang biasanya? Anda berubah karena pertemuan Anda dengan orang itu. Sebaliknya, orang itupun berubah karena kehadiran Anda. Baik Anda maupun orang itu, disadari atau tidak, memainkan peranan tertentu. Selanjutnya perilaku Anda menjadi pengalaman dia, dan perilaku dia menjadi pengalaman Anda, sehingga dapat dikatakan bahwa Anda dan orang itu berbagi pengalaman. Bila pengalaman itu menyenangkan, bila permainan peran berlangsung seperti yang diharapkan masing-masing pihak, bila terjadi hubungan komplementer, maka hubungan itu akan dilanjutkan, dipertahankan, dan diperkokoh. Sebaliknya, bila hubungan Anda dan orang itu hanya menimbulkan kepedihan, bila Anda tidak tahu bagaimana Anda harus bertindak di hadapan orang itu, bila hubungan Anda dan orang itu bersilang Anda akan mengakhiri hubungan interpersonal dengannya.
Secara singkat siklus hubungan menurut Knapp saya coba resume-kan kembali di bawah ini :
Ø  Tahap Memulai (Initiating) merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalah untuk mengadakan kontak dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-hati dan konvensional. Contoh:
"Hai, apa kabar?"
"Baik, bagaimana dengan Anda?"
Ø  Tahap Penjajagan (Experimenting) adalah fase di mana kita mencoba topik-topik percakapan untuk mengenal satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukan pertanyaan dan berbasa-basi. Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahui kesamaan dan perbedaan di antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman. Hubungan akan lebih menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangun kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan kita mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini. Contoh:
"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga."
"Benarkah? Bagus. Di mana Anda biasanya main ski?"
Ø  Penggiatan (Intesifying) menandai awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan awal informalitas yang lebih besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunkasi verbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri lebih besar, misalnya: "Kedua orang tuaku bercerai..." atau "Aku jatuh hati padamu...", dsb. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih intim terlihat dari kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, kontak mata yang lebih sering , dsb. Contoh percakapan:
"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu."
"Aku... aku juga."
Ø  Pengintegrasian (integrating) terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sebagai pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitas yang tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin juga melakukan hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagu sebagai 'lagu kita', dst. Contoh percakapan:
"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu..."
"Yah, kita seperti sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku."
Ø  Pengikatan (Bounding) adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa berbentuk pertunangan atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakan suatu bentuk pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan atau norma yang mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah. Contoh percakapan:
"Aku ingin selalu bersamamu."
"Mari kita menikah saja."
Hubungan manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan sebelum pengikatan, namun hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga merosot lagi. Hanya saja pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja, melainkan berproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya kontak dan keintiman. Lima tahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan yang telah mencapai tahap pengikatan.
Ø  Pembedaan (Differentiating) terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkin hubungan mereka terlalu membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian pada perbedaan-perbedaan daripada kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakan urusan mereka sendiri-sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai dengan makin seringnya terjadi perselisihan di antara mereka. Contoh:
"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar."
"Kadang-kadang aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."
Ø  Pembatasan (Circumscribing) adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topik tertentu yang cenderung menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikap mereka menjadi lebih formal seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secara baik. Contoh:
"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?"
"Aku tak peduli. Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."
Ø  Stagnasi (Stagnating) menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga mereka mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan atau keuangan, atau demi kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakin menyerupai komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah dibicarakan lagi. Contoh:
"Apa yang akan kita bicarakan?"
"OK. Aku tahu apa yang akan kau katakan, dan kau tahu apa yang akan kukatakan."
Ø  Penghindaran (Avoiding) adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman hubungan yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau paling tidak walau pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu menjaga kontak yang minimum. Contoh:
"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu."
"Bila aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."
Ø  Pemutusan (Terminating) adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp, pemutusan hubungan bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah tumbuhnya keintiman sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting hubungan itu, semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi. Contoh:
"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku lagi."
"Jangan khawatir...tidak akan pernah."
(Sumber: @ Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996): Human Commnication: Prinsip-prinsip Dasar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.)


5.      Hubungan Self Disclosure terhadap pengungkapan dan umpan balik terhadap hubungan antara Anton dan Rosuna…
Jawab:
Berkaitan dengan teori Johari Window, maka hubungan Anton dan Rosuna dapat dianalisis melalui teori ini. Pada tahap ini kedua pasangan ini mulai menunjukkan sikap terbuka sehingga menimbulkan adanya umpan balik dari keduanya. Pada tahap ini, setelah melakukan ta’aruf selama 6 bulan Anton dan Rasuna mulai melakukan pengungkapan diri atau self disclosure. Pertama dinamakan dengan jendela terbuka atau open pane, Anton mengungkapkan perasaannya kepada Rosuna melalui pengungkapan yang bersifat umum. Anton memuji Rosuna karena penampilannya yang cantik dan memikat hati Anton.
Kedua, dinamakan dengan jendela rahasia atau secret pane, pada tahap ini Anton merahasiakan sesuatu pengalaman yang sengaja tidak di ungkapkan kepada Rosuna karena merupakan rahasia pribadi dari dia sendiri. Seperti Anton merahasiakan usahanya memperoleh keberhasilan karena diangap hal ini merupakan privasi dari dia sendiri yang tidak boleh di ketahui oleh Rosuna.
Ketiga, dinamakan jendela buta atau blind pane, pada tahap ini Rosuna mengetahui sesuatu yang di miliki oleh Anton tetapi Anton sendiri tidak mengetahui hal itu. Rosuna kemudian memberikan umpan kepada Anton agar Anton dapat mengetahui tentang apa yang ada pada dirinya yang tidak di ketahuinya. Seperti Rosuna mengetahui bahwa Anton adalah orang yang trauma terhadap pengalaman sementara Anton sendiri tidak mengetahui itu, kemudian Rosuna memberikan sesuatu yang berhubungan dengan trauma yang Anton miliki sehingga akhirnya Anton mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.
Keempat, dinamakan jendela tak dikenal atau the unknown pane. Dalam tahap ini, Anton tidak mengetahui bahwa dia memiliki penyakit begitu juga dengan Rosuna padahal sehari-hari Anton sering merasa sakit pada dirinya dan untuk mengetahui hal ini keduanya mempunyai inisiatif untuk memeriksakan Anton ke dokter ketika keadaan Anton sudah parah, dari situlah Anton dan Rosuna mengetahui penyakit yang dia derita karena umpan yang diberikan tetapi apabila tidak ada inisiatif dari keduanya untuk memeriksakan Anton kedokter maka Anton maupun Rosuna tidak akan mengetahui penyakit yang di derita oleh Anton. (Budiyatna, M.A)